Jum`at (10/06/2016) Panitia Ujian Kenaikan Kelas( UKK) Pesantren Condong mengadakan acara “At-Taujihat wal Irsyadat wa Tauzi’ul A’mal fi-l-Imtihan At-Tahriri li Akhiri As-Sanah Ad-Dirasiyah”,  untuk para pengawas Ujian, sedangkan UKK / ujian tahriri (ujian tulis-red) untuk siswa kelas VII, VIII, X, XI SMP-SMA Terpadu, berlangsung selama 10 hari, dimulai dari hari sabtu 11 juni s/d  hari senin 20 Juni 2016. 
Panitia UKK dan staf dewan guru bahu-membahu menjaga kelancaran jalannya salah satu agenda terbesar di Pondok Pesantren ini. Tidak ada satu pun yang berpangku tangan, para guru selain menjadi pengawas ujian, mereka juga bertugas di pos-pos dan unit-unit usaha pondok. Di samping itu, situasi dan kondisi di dalam pondok diatur sedemikian rupa agar tercipta miliu belajar yang kondusif untuk menjamin kesuksesan belajar santri Pesantren Condong.
Dalam pelaksanaannya, ujian tahriri/UKK memakan waktu kurang lebih lima jam setiap harinya, dari pagi sampai siang. Rata-rata, setiap siswa menghadapi tiga mata pelajaran per hari dengan alokasi waktu berdurasi 90 menit untuk setiap materi yang diujikan. Ujian dimulai pada jam 07.30 pagi  dan berakhir pada pukul 12.00, dengan waktu istirahat 15 menit setelah ujian jam pertama. Sedangkan istirahat kedua tersedia selama 15 menit sebelum memasuki ujian jam ketiga.
Sementara itu, ujian tahriri pada tahun ini diikuti  -+ 1.174 santri dan melibatkan 135 orang guru pengawas, dan  Panitia sebanyak 15 orang guru,  Untuk santri kelas XI tahun ini UKK dilaksanakan dengan sistem berbasis komputer, dengan harapan supaya mereka terbiasa pada UNBK di kelas XII tahun depan .
Penyelenggaraan ujian tahriri di Pesantren Condong berlangsung dalam pengawasan yang sangat ketat. Sehingga, menutup kemungkinan bagi seorang santri untuk melakukan kecurangan sekecil apapun saat ujian. Di setiap ruang ujian yang rata-rata dipenuhi sebanyak 30 peserta ujian, ditugaskan dua orang guru sebagai pengawas ujian, dari dimulainya ujian, hingga bel pertanda selesainya ujian berdentang dengan kerasnya. Sedemikian ketatnya, hingga santri yang berniat curang sekalipun harus berpikir seribu kali sebelum melaksanakan niatnya. Pasalnya, jika ketahuan, ia akan mendapatkan hukuman berat yang tidak pernah diterapkan di sekolah manapun. Demikianlah, Pesantren Condong menanamkan kejujuran kepada seluruh santri-santrinya.Ujian yang dilaksanakan Pondok Pesantren condong bertujuan mendidik santri-santrinya untuk mencintai ilmu pengetahuan. Menurut filsafat, belajar itu bukanlah untuk sekedar mengikuti ujian, namun ujian merupakan sarana untuk belajar. Maka, santri-santri Pondok Pesantren Condong mengenal istilah ‘ujian untuk belajar, bukan belajar untuk ujian’