Oleh : Irfan "Abuha Iftina Asyabiya Syakira" *
Pondok Pesantren Riyadlul Ulum Wadda`wah Condong Tasikmalaya adalah salah satu lembaga yang bernuansa Islami, yang Insya Alloh mampu menanamkan nilai religius, kemandirian, kedisiplinan dalam belajar, dimana ia tidak lepas dari tanggung jawabnya sebagai lembaga pendidikan yang telah banyak memberikan sumbangan dalam membina dan membentuk kualitas pribadi santri. Di Pesantren Condong tidak hanya mengajarkan agama saja kepada santrinya. Namun juga mengajarkan pelajaran umum, agar nantinya selain santri berwawasan agama juga diharapkan santri punya wawasan umum. Pesantren Condong merupakan Pesantren Terpadu, yaitu kombinasi antara modern, salfi dan dinas pendidikan. Dengan menjaga “al muhafazhatul ‘ala alqadim ash-shahih wa al-akhzu bi al-jadid al-ashalah” yang artinya “ Tetap menggunakan hal-hal yang lama yang baik, dan hanya menggunakan halhal baru yang lebih baik”.
Pondok pesantren sebagai bagian integral dari institusi pendidikan berbasis masyarakat merupakan sebuah komunitas yang memiliki tata nilai tersendiri. Di samping itu, pesantren mampu menciptakan tata tertib yang unik, dan berbeda dari lembaga pendidikan yang lain. Peran serta sebagai lembaga pendidikan yang luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air, telah banyak memberikan kontribusi dalam pembentukan Indonesia religius.
Banyak hal yang tengah terjadi pada bangsa indonesia ini, salah satunya adalah fenomena merosotnya nilai-nilai moral dalam kehidupan para remaja kita. Tawuran pelajar, maraknya peredaran narkoba di kalangan siswa, adanya siswa yang terlibat dalam tindakan kriminal, dan tindakan-tindakan tidak terpuji lainnya merupakan keprihatinan kita bersama. Tidak hanya di kalangan remaja saja, secara umum bangsa Indonesia dihadapkan berbagai problem dan krisis kebangsaan yang serius. Berbagai permasalahan silih berganti menyita perhatian semua anak bangsa. Jika tidak segera ditangani dan diantisipasi, maka problem dan krisis itu bisa mengarah pada bergesernya karakter (jati diri) bangsa ini, dari karakter positif ke negatif.
Munculnya pendidikan karakter sebagai wacana baru pendidikan nasional bukan merupakan fenomena yang mengagetkan. Sebab perkembangan sosial politik dan kebangsaan ini memang cenderung menghasilkan karakter bangsa. maraknya perilaku anarkis, tawuran, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, korupsi, kriminalitas, kerusakan lingkungan dan berbagai tindakan lainnnya merupakan indikasi masalah akar dalam pembangunan kararter bangsa ini. Hal tersebut telah menumbuhkan kesadaran betapa mendesaknya agenda untuk melakukan terobosan guna membentuk dan membina karakter para siswa sebagai generasi penerus bangsa. Sejumlah ahli pendidikan mencoba untuk merumuskan konsep-konsep tentang pendidikan karakter, dan sebagiannya lagi bahkan sudah melangkah jauh dalam mempraktekannya. Hal ini perlu dilakukan agar kita (umat Islam, yang merupakan mayoritas warga bangsa ini) tidak asing dengan tradisi keilmuannya sendiri. Sedangkan, pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional. Demi menjawab tantangan tersebut maka Pesantren Condong merancang visi dan misi.
- Menanamkan akidah yang kuat.
- Memiliki jiwa kesederhanaan dan kemandirian.
- Memperkuat ukhuwah islamiyah, wathoniah dan basyariah.
- Berpikir luas, kreatif dan inovatif.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan dan kebenaran
- Hidup sekali hiduplah yang berarti
- Condong berdiri diatas dan untuk semua golongan
- Ilmu amaliyah dan amal ilmiyah
- Keikhlasan
- Kesederhanaan
- Kemandirian
- Ukhuwah Islamiyah dan
- Kebebasan dalam menentukan lapangan perjuangan dan kehidupan
- Pendidikan dan Pengajaran
- Kaderisasi
- Pergedungan
- Kesejahteraan Keluarga Pondok
- Keikhlasan
- Kebersamaan
- Kesungguhan(mujahadah)
- Istiqomah
- Kesabaran
ARAH TUJUAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
- Pendidikan kemasyarakatan
- Kesederhanaan
- Tidak berpartai
- Menuntut ilmu karena Alloh
- Memberikan pendidikan islam terpadu yang berkualitas bagi umat islam di indonesia dan dunia
- Memikul tugas mulia dakwah islam bagi masyarakat dengan dilandasi nilai amar ma`ruf nahi munkar
- Memperdayakan masyarakat dalam aspek agama,ekonomi dan sosial
- Menberikan layanan kesehatan prima bagi masyarakat
- Memperkuat lini perekonomian lembaga sebagai modal awal kemandirian
- Memberikan pendidikan yang maksimal dengan menyediakan fasilitas yang memadai
- Memelihara dan memeperluas kekayaan wakaf pesantren
- Meningkatkan peran alumni untuk kemaslahatan pondok dan ummat
- Membuat sistem pengkaderan yang kuat
- Meningkatkan kualitas output lembaga pendidikan
- Menerapkan disiplin yang kokoh dalam pelayanan pendidikan
- Mengadakan penelitian dan pengembangan dalam kajian ilmiyah baik ilmu tanziliyah maupun kauniyah
- Pesantren adalah lapangan perjuangan, bukan lapangan penghidupan.
- Hidupilah Pesantren, dan jangan menggantungkan hidup kepada Pesantren.
- Pesantren adalah tempat ibadah dan thalabul ‘ilmi.
- Pesantren berdiri di atas dan untuk semua golongan.
- Apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dikerjakan oleh santri sehari-hari adalah pendidikan
- Hidup sekali, hiduplah yang berarti.
- Berani hidup tak takut mati, takut mati, jangan hidup, takut hidup mati saja.
- Berjasalah, tetapi jangan minta jasa.
- Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.
- Hanya orang penting yang tahu kepentingan, dan hanya pejuang yang tahu arti perjuangan.
- Metode lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada metode, jiwa guru lebih penting daripada guru itu sendiri.
- Pesantren memberikan kail, tidak memberi ikan.
- Ujian untuk belajar, bukan belajar untuk ujian.
- lmu bukan untuk ilmu, tetapi ilmu untuk amal dan ibadah.
Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari tiga faktor yang saling menopang dan mendukung, yaitu pendidikan pesantren, pendidikan keluarga dan pendidikan masyarakat, yang semua itu harus mendapat dukungan dari Pemerintah. Bila di luar lingkungan pendidikan pesantren hal ini sulit direalisasikan secara ideal dan optimal, alhamdulillah di pesantren condong, ketiga faktor pendidikan ini dapat dipadukan. Para santri hidup bersama dalam asrama yang padat kegiatan dan berdisiplin, dibawah bimbingan para guru dan pengasuh. Integralitas Tri Pusat Pendidikan membantu terwujudnya integralitas kurikulum antara intra dan ekstra kurikuler yang saling menguatkan. Juga mewujudkan Integralitas ilmu pengatahuan, antara ilmu agama dan pengetahuan umum yang tidak terdikotomikan, serta menciptakan integralitas antara ilmu dan amal dalam kehidupan.
Pesantren Condong menerapkan totalitas pendidikan dengan mengandalkan keteladanan, penciptaan lingkungan dan pembiasaan melalui berbagai tugas dan kegiatan. Sehingga seluruh apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dikerjakan oleh santri adalah pendidikan. Selain menjadikan keteladanan sebagai metode pendidikan utama, penciptaan miliu juga sangat penting.
Lingkungan pendidikan itulah yang ikut mendidik. Penciptaan lingkungan di Pesantren Condong dilakukan melalui :
- Penugasan
- Pembiasaan
- Pelatihan
- Pengajaran
- Pengarahan
- Serta keteladanan.