Pada (01/03) kemarin, santri akhir KMI 2023 melaksanakan Tarbiyah Amaliyah perdana. Total ada delapan orang yang melaksanakan Amaliyah Perdana ini. empat orang putra dan empat orang putri, pelajaran yang diampu merupakan pelajaran Muthalaah dan Reading. Amaliyah kali ini sangat berbeda dari tahun-tahun kebelakang, sebelumnya hanya 2 orang putra dan 2 orang putri, tahun ini ditambah lebih banyak agar semua santri akhir dapat paham dengan baik tentang tujuan dari Amaliyah ini.

Acara tahunan yang sudah menjadi sunnah pondok ini dilaksanakan pada semester dua dan digagas oleh KMI dengan bantuan pembimbing kelas enam. selama tiga hari santri akhir KMI yang menjadi peserta perdana mempersiapkan i`dad mengajar dengan baik, dengan berbekal buku panduan dan bantuan musyrif mereka melaksanakan tugas Amaliyah Perdana ini dengan sepenuh hati.

Mereka yang menjadi peserta perdana dalam Tarbiyah Amaliyah 2023 ini adalah:

Santri akhir KMI putra

Ilham Fahmi Noor (XII MIPA E)
Sabili Muhammad Anwari (XII IPS C)
M Luthfi Rabbani (XII MIPA F)
Ifzal Masuk Winarto (XII MIPA G)

Santri akhir KMI putri

Umamah Dinah Alfitriah (XII MIPA A)
Tereza Aulia Nasir (XII MIPA A)
Naila Rahmatu Zakiah (XII MIPA A)
Najwa Nur Safitri (XII MIPA D)

Amaliyah kali ini dilaksanakan diempat tempat, pertama di Auditorium dan gedung Jauhar Maknun lantai 1 untuk putri, gedung IBM lantai 2 dan gedung Safinah lantai 2 untuk putra. Kegiatan amaliyah kali ini banyak sekali terjadi perubahan dan perkembangan, hal ini bertujuan menjadikan santri benar-benar berfikir kritis dalam menyikapi suatu kejadian juga paham tentang cara mengajar yang baik dan benar.

"Tarbiyah Amaliyah merupakan pendidikan yang baik dalam mencetak guru yang berkualitas, dengan metode praktek secara langsung menjadikan santri akhir memiliki pengalaman dan bekal untuk mengajar dimasa depan nanti" tutur KH. Endang Rahmat pada saat memberikan materi pra-Tarbiyah Amaliyah perdana dilaksanakan.

Gebrakan yang dilaksanakan oleh KMI tahun ini untuk santri akhir sangat beragam, ini merupakan bentuk keseriusan dalam membekali santri akhir sebelum mereka menemukan dermaga baru untuk melanjutkan pendidikannya. Pengalaman yang banyak akan menjadi bekal yang berharga ketika mereka sudah tidak berada di Pesantren Condong lagi.